Jika melihat spesifikasi teknik mesin, terdapat istilah diameter seher x stroke. Stroke disebut juga langkah naik turun seher dari TMA dan TMB. Dari rasio antara diameter(bore) dan langkah (stroke) ketahuan sifat mesin. Oversquare jika bore dibagi stroke angkanya lebih dari 1. Tapi jika bore dibagi stroke angkanya kurang dari 1 maka disebut undersquare. Klo ukuran bore dan stroke sama namanya square.
Kini bicara tentang karakter mesin oversquare dibanding undersquare. Contohnya mesin oversquare Suzuki Smash 110. Sedang mesin undersquare ada di Honda Supra. Mesin oversquare disebut rasio positif, karena stroke pendek friksi atau hambatan geseknya kecil. Kerja kruk as jadi lebih ringan.
Selain itu mesin oversquare lebih awet. Cukup dengan sedikit teknologi atau dikorek kecepatannya bisa lebih tinggi dari mesin undersquare.
Namun mesin oversquare dibanding torsinya di kecepatan rendah lebih kecil ketimbang mesin undersquare. Ini karena torsi didapat dari daya yang dihasilkan oleh lontaran bandul kruk as. Makin jauh dari titik pin setang piston ke poros kruk as, atau panjang langkahnya torsi makin besar
Selamat Datang
Silakan Menikmati Blog Kami
About Me

- OLI MOTOR
- Oli Motor adalah suatu usaha yang bergerak dibidang roda dua. Oli Motor berdiri pada tahun 1984. Sejak tahun 1991 Oli Motor telah berkembang menjadi jaringan 2S(Service & Spare Part).Oli Motor dipimpin oleh Putu Tanaya,SE dan dibantu oleh istri. Pada tahun 1991 s/d 1999 Oli Motor juga sempat di dunia balap seperti Road Race & Grasstrack,dengan pembalap Kadek Sanjaya.Pada saat itu tidak sedikit trofi kemenangan yang kami koleksi. Saat ini kami merekrut orang yang mengerti tentang IT untuk mendukung promosi bengkel kami lewat Blog ini. Semua posting yang nantinya diisi hasil riset kami dibantu oleh mekanik Suzuki Jayadi Jakarta(Ahmad Jayadi) dan juga hasil kliping dari tabloid Motor Plus
Wednesday, 29 April 2009
Wednesday, 15 April 2009
Vega korek Harian 120cc
Gw punya motor Vega tahun 2003. Susah juga kalau lagi jauh dari bengkel kesayangan, ya seperti Suzuki Jayadi yang para mekaniknya uda ngerti maunya motor gw. Motor gw selama ini dikorek oleh Ajat Sudrajat salah satu mekanik Suzuki Jayadi. Sebenarnya korekan harian tapi cukup untuk ngelawan Jupiter MX. Piston pakai ukuran 5,325 mm dan stroke masih standar 5,4 mm, jadi isi silinder Vega gw 120 cc. Noken as di papas 0,5 mm dan klep in 25 mm, klep out 22 mm dibantu per klep dari HRP. Kompresi jd 10,8:1. Untuk pengapian diambil merk CDI Varro, Koil Blue Thunder dan busi Denso Iridium. Supaya tarikan makin oke, kopling di ganti manual diisi dengan kampas kopling BRT dan per kopling HRP. Pakai Karbu RX King untuk menunjang cc motor yang uda besar.
Untuk pembuangan gas bakar pakai knalpot AHRS F3 series. Dengan knalpot itu tarikan bawah jadi galak dan atasnya pun ga ada matinya. Bagusnya lagi knalpotnya mampu bikin tendangan balik, tapi suara motor juga jadi kayak motor underbone 4-tak 125cc, pokoknya sangar abis.
Terakhir gw coba tes dengan Jupiter MX, hasilnya tuh MX kalah 2 bodi motor.
Korekan Suzuki Jayadi AJM emang oke banget, top markotop
Pilih Sesuai Kebutuhan
Hadirnya noken as atau kem racing dipasaran kadang bikin bingung pecinta kebut. Produk ini banyak dijual dengan iming-iming bikin motor kencang. Agar gampang kudu paham dulu batasan kencangnya motor yang diinginkan. Maksudnya untuk korek harian atau kompetisi. Pasalnya, karakter tiap kem yang ditawarkan berbeda.
Apalagi tidak jarang juga produk itu tak mencantumkan ubahan kem atau spek dikemasan. Jadi bikin tambah bingung kan? Sebagai patokan untuk kohar (korek harian) biasanya bermain diangka 280 derajat. Beda dengan tipe kompetisi yang banyak main diangka 330 derajat.
Kalau kem WRD emang untuk kohar jadi durasinya sekitar 270-280 derajat.
Makin besar durasi, membuat noken as membuka lebih lama. Kem itu lebih cocok buat karakter motor yang menginginkan top speed.Ubahan ini condong membuat mesin bermain diputaran menengah ke atas.
Nah mengapa durasi 280 derajat lebih cocok untuk kohar? Sudah tahu donk jawabannya, karena lebih cepat menutup dan membuka tentu ini berpengaruh pada akselerasi. Sebab lbih bermain diputaran menengah ke bawah. Sesuai dengan kondisi lalu lintas yang stop & go. Buat kohar berpatokan pada prinsip plug & play alias pasang dan tinggal bejek gas aja. Karena tidak butuh ubahan ekstrem, maka durasi kem lebih bermain pada durasi 280 derajat.
Klep buang membuka 60 derajat sebelum TMB dan menutup 40 derajat setelah TMA. Durasinya 60+40+180=280. Sedang buat intake membuka 40 derajat. sebelum TMA dan menutup setelah 80 derajat TMB. Durasinya jadi 300 derajat.
Apalagi tidak jarang juga produk itu tak mencantumkan ubahan kem atau spek dikemasan. Jadi bikin tambah bingung kan? Sebagai patokan untuk kohar (korek harian) biasanya bermain diangka 280 derajat. Beda dengan tipe kompetisi yang banyak main diangka 330 derajat.
Kalau kem WRD emang untuk kohar jadi durasinya sekitar 270-280 derajat.
Makin besar durasi, membuat noken as membuka lebih lama. Kem itu lebih cocok buat karakter motor yang menginginkan top speed.Ubahan ini condong membuat mesin bermain diputaran menengah ke atas.
Nah mengapa durasi 280 derajat lebih cocok untuk kohar? Sudah tahu donk jawabannya, karena lebih cepat menutup dan membuka tentu ini berpengaruh pada akselerasi. Sebab lbih bermain diputaran menengah ke bawah. Sesuai dengan kondisi lalu lintas yang stop & go. Buat kohar berpatokan pada prinsip plug & play alias pasang dan tinggal bejek gas aja. Karena tidak butuh ubahan ekstrem, maka durasi kem lebih bermain pada durasi 280 derajat.
Klep buang membuka 60 derajat sebelum TMB dan menutup 40 derajat setelah TMA. Durasinya 60+40+180=280. Sedang buat intake membuka 40 derajat. sebelum TMA dan menutup setelah 80 derajat TMB. Durasinya jadi 300 derajat.
Wednesday, 1 April 2009
Tidak Selalu Soal Durasi
Mekanik road race mulai paham efisiensi volumemetrik. Yaitu persentase gas campuran bensin-udara yang bisa masuk ke dalam silinder. Guna mengejar itu kem dimainkan. Tapi tidak hanya durasi atau lama bukaan klep yang disasar. Harus dipadukan dengan tinggi angkatan klep atau lift. Ukiran kem yang oke harus punya durasi yang lama & tinggi angkatan klep yang lama juga.
Jadi, percuma kalau durasi lama tapi lift tidak lama tingginya. Artinya ngebuka lama tapi lift tertinggi cuma sebentar. Selanjutnya juga mesti paham soal garfik tinggi angkatan klep. Apalgi sangat langka buku yang menjelaskan tentang hal ini.
Padahal, perbedaan tinggi grafik angkat klep juga memberi efek beda. Meski patokan derajat buka tutup kem sama.
Jika dipahami betul hitungan ini, maka bubutan tidak selalu di pantat atau di poros kem. Tapi bisa juga ke bagian lain termasuk ujungnya. Juga tidak sekedar patok lift setinggi-tingginya. Selain per klep bekerja terlalu berat, juga belum tentu efektif. Artinya, meski lift tidak terlalu tinggi, tapi grafik lama tingginya efektif. Bukan tidak mungkin efisiensi volumemetrik-nya lebih bagus.
Disitu dituntut mekanik mencari angka ideal untuk semuanya. Tidak bisa semua motor sama. Ada banyak pertimbangan, misal diameter torak, langkah torak, diameter klep, kompresi, ukuran knalpot dan karakter sirkuit. jadi faktor yang menentukan.
Kalau cara untuk mengecek pangkasan cukup mudah. Dilihat dari pergerakan setiap derajat pada saat klep dipasang, dengan putaran gigi sentris. Itu cara termudah. Lihat titik lift dan putar terus. Berapa derajat klep itu bertahan di puncak sebelum berubah.
Jadi, percuma kalau durasi lama tapi lift tidak lama tingginya. Artinya ngebuka lama tapi lift tertinggi cuma sebentar. Selanjutnya juga mesti paham soal garfik tinggi angkatan klep. Apalgi sangat langka buku yang menjelaskan tentang hal ini.
Padahal, perbedaan tinggi grafik angkat klep juga memberi efek beda. Meski patokan derajat buka tutup kem sama.
Jika dipahami betul hitungan ini, maka bubutan tidak selalu di pantat atau di poros kem. Tapi bisa juga ke bagian lain termasuk ujungnya. Juga tidak sekedar patok lift setinggi-tingginya. Selain per klep bekerja terlalu berat, juga belum tentu efektif. Artinya, meski lift tidak terlalu tinggi, tapi grafik lama tingginya efektif. Bukan tidak mungkin efisiensi volumemetrik-nya lebih bagus.
Disitu dituntut mekanik mencari angka ideal untuk semuanya. Tidak bisa semua motor sama. Ada banyak pertimbangan, misal diameter torak, langkah torak, diameter klep, kompresi, ukuran knalpot dan karakter sirkuit. jadi faktor yang menentukan.
Kalau cara untuk mengecek pangkasan cukup mudah. Dilihat dari pergerakan setiap derajat pada saat klep dipasang, dengan putaran gigi sentris. Itu cara termudah. Lihat titik lift dan putar terus. Berapa derajat klep itu bertahan di puncak sebelum berubah.
Lebih Sip Ganti Kem
Kunci 4-tak bertenaga paling penting pada profil kem. Motor harian standar tidak perlu neko-neko. Cukup ganti kem, tenaga langsung melonjak 1,2 dk. Angkanya 3 kali lipat dibanding ganti knalpot racing atau 4 kali lipat dibanding ganti CDI racing. Terbukti dari hasil Dynotest.
Disini saya menggunakan kem buatan TDR, Motor yang saya gunakan Supra. Pertama dites dengan menggunakan knalpot standar, spuyer standar, kem standar & CDI standar. Tenaga cuma 5.69 dk. Setelah itu kem standar diganti dengan kem TDR untuk harian & tidak mengganti apapun, tenaga mesin menjadi 6,7 dk.
Klo dilihat dari grafiknya tenaga di RPM bawah masih ngedrop, oleh karena itu harus menaikkan pilot jet jadi 1 step. Setelah ganti kem dilakukan penggantian knalpot racing tenaga naik jd 7,2dk. Tentunya torsi pun jadi meningkat.
Setelah ganti kem & knalpot dilakukan juga penggantian CDI BRT racing. Tenaga akhir didapat 7.39 dk
Disini saya menggunakan kem buatan TDR, Motor yang saya gunakan Supra. Pertama dites dengan menggunakan knalpot standar, spuyer standar, kem standar & CDI standar. Tenaga cuma 5.69 dk. Setelah itu kem standar diganti dengan kem TDR untuk harian & tidak mengganti apapun, tenaga mesin menjadi 6,7 dk.
Klo dilihat dari grafiknya tenaga di RPM bawah masih ngedrop, oleh karena itu harus menaikkan pilot jet jadi 1 step. Setelah ganti kem dilakukan penggantian knalpot racing tenaga naik jd 7,2dk. Tentunya torsi pun jadi meningkat.
Setelah ganti kem & knalpot dilakukan juga penggantian CDI BRT racing. Tenaga akhir didapat 7.39 dk
Subscribe to:
Posts (Atom)