Mekanik road race mulai paham efisiensi volumemetrik. Yaitu persentase gas campuran bensin-udara yang bisa masuk ke dalam silinder. Guna mengejar itu kem dimainkan. Tapi tidak hanya durasi atau lama bukaan klep yang disasar. Harus dipadukan dengan tinggi angkatan klep atau lift. Ukiran kem yang oke harus punya durasi yang lama & tinggi angkatan klep yang lama juga.
Jadi, percuma kalau durasi lama tapi lift tidak lama tingginya. Artinya ngebuka lama tapi lift tertinggi cuma sebentar. Selanjutnya juga mesti paham soal garfik tinggi angkatan klep. Apalgi sangat langka buku yang menjelaskan tentang hal ini.
Padahal, perbedaan tinggi grafik angkat klep juga memberi efek beda. Meski patokan derajat buka tutup kem sama.
Jika dipahami betul hitungan ini, maka bubutan tidak selalu di pantat atau di poros kem. Tapi bisa juga ke bagian lain termasuk ujungnya. Juga tidak sekedar patok lift setinggi-tingginya. Selain per klep bekerja terlalu berat, juga belum tentu efektif. Artinya, meski lift tidak terlalu tinggi, tapi grafik lama tingginya efektif. Bukan tidak mungkin efisiensi volumemetrik-nya lebih bagus.
Disitu dituntut mekanik mencari angka ideal untuk semuanya. Tidak bisa semua motor sama. Ada banyak pertimbangan, misal diameter torak, langkah torak, diameter klep, kompresi, ukuran knalpot dan karakter sirkuit. jadi faktor yang menentukan.
Kalau cara untuk mengecek pangkasan cukup mudah. Dilihat dari pergerakan setiap derajat pada saat klep dipasang, dengan putaran gigi sentris. Itu cara termudah. Lihat titik lift dan putar terus. Berapa derajat klep itu bertahan di puncak sebelum berubah.
Elon Musk Has a New Plan to Win Back MAGA
9 hours ago
No comments:
Post a Comment